![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Tweet ![]()
| ||
Article Time Stamp: 29 January 2019, 21:41:26 GMT+7 |
7 Langkah buat si Remaja Mulai Berinvestasi
Reza, remaja 17 tahun, siswa sebuah sekolah menengah atas di Jakarta. Rajin belajar agar diterima di universitas terbaik, itulah cita-cita jangka pendeknya. Walau begitu, ia tetap tidak mau kehilangan kesempatan merajut kenangan indah masa remajanya. Gurau, canda, tawa dengan sesama teman selalu mengisi hari-harinya di sekolah.
Ya, sekilas si Reza tampak sama saja dengan remaja lainnya. Tapi sebetulnya, anak muda yang satu ini sungguh berbeda. "Wah... Om, IHSG turun banyak banget hari ini. Tapi, tenang aja, deh! Paling besok juga sudah naik lagi. Yang penting saham gue tetap bagus prospeknya dalam jangka panjang," begitu celetuk Reza tatkala bertemu saya beberapa hari lalu.
Surprise! Bayangkan saja, kata-kata itu meluncur dengan lancarnya dari bibir seorang remaja 17 tahun, masih SMA pula.
Jika kebanyakan remaja lebih suka membaca majalah hiburan, Reza tiap hari malah menyantap surat kabar bisnis dan keuangan. Jika remaja lain suka berlama-lama di depan televisi menonton hiburan, si Reza juga begitu. Tapi, dia selalu menyempatkan diri melihat berita bisnis ekonomi yang selalu muncul di layar kaca.
Tapi yang bikin Reza benar-benar berbeda, dia sudah memiliki portofolio saham sejak masih duduk di kelas III sekolah menengah pertama (SMP). Kini dia juga memiliki unit penyertaan reksadana. "Cita-citaku ingin bantu papa bayar biaya uang muka untuk masuk universitas, Om," kata Riza ringan. Duh, tentu para orangtua bakalan terharu mendengarnya.
Mulailah sejak dini mengajarkan investasi
Nah, bagaimana dengan Anda? Tentu Anda pun ingin anak Anda seperti Reza. Tapi, tentu tak gampang membuat para remaja menjadi investor. Perlu usaha keras untuk menanamkan mental investasi kepada mereka.
Idealnya, pendidikan tentang investasi sudah kita tanamkan sejak anak masih kecil. Lantas, bagaimana jika anak sudah terlanjur remaja? Tentu memulai investasi sejak remaja jauh lebih baik ketimbang sudah tua.
Tapi, bagaimana caranya membuat remaja mau bermvestasi? Inilah tujuh langkah yang mudah-mudahan berguna buat Anda.
Pertama, ajak si remaja berbicara secara pribadi. Bicarakanlah prinsip dan manfaat menabung, lalu tentukan tujuan (goal setting) serta dasar-dasar mengenai penganggaran kas. Ini perlu Anda lakukan untuk memastikan anak memiliki pemahaman yang kuat bahwa uang lebih dari sekadar alat untuk dibelanjakan. Perlu Anda tekankan, uang di mana-mana sama saja, namun ada perilaku perihal uang yang benar dan ada yang salah.
Kedua, pastikan anak betul-betul memahami konsep nilai waktu uang dan pentingnya memulai investasi sejak dini. Berilah suatu ilustrasi, untuk lebih memperjelas maksud Anda. Misalkan dengan membuat tabel yang membandingkan investor yang mulai lebih cepat dan investor yang terlambat untuk memulai investasi (lihat tabel). Dalam tabel itu terlihat jelas, orang berinvestasi sejak dini dan konsisten menyisihkan uang secara periodik akan mendapat hasil investasi yang lebih besar.
Ketiga, bicarakan soal investasi dengan cara yang gampang dimengerti anak. Salah satu cara nya adalah dengan berfokus pada produk-produk dan bisnis-bisnis yang berhubungan dengannya. Misalnya, tanyakan supermarket mana yang paling disukainya? Produk dan jasa apa (elektronik, pakaian, ponsel, internet) yang digunakannya? Apakah ada perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di kota Anda? Anda perlu melakukan ini untuk membuka wawasan anak mengenai produk, jasa, dan mengapa perusahaan menjual produk atau jasa. Dari situ, si remaja juga jadi memahami faktor apa saja yang mempengaruhi keuntungan suatu bisnis, sampai dengan cara-cara memulai bisnis.
Keempat, berikan penjelasan mengenai dasar-dasar investasi. Hal pertama yang harus Anda jelaskan: tidak ada investasi tanpa risiko. Pastikan pula, si remaja memahami instrumen investasi yang berbeda memiliki karakter potensi imbal hasil dan risiko yang berbeda pula. Dari situ Anda bisa langsung memaparkan pentingnya konsep diversifikasi investasi, yakni dengan menyebar alokasi dana pada berbagai instrumen, kita bisa mengurangi risiko.
Tanamkan sikap investasi jangka panjang
Lalu, sampailah Anda pada pemaparan jenis-jenis instrumen investasi yang ada di pasar. Tentu pemaparan harus sederhana dan gampang dipahami, namun tetap harus rinci dan mendalam. Jelaskan apa instrumen itu, berapa potensi keuntungannya, dan risiko serta faktor-faktor apa saja yang bisa menimbulkan risiko itu. Pokoknya, semakin rinci penjelasan Anda akan semakin baik.
Satu lagi, jangan lupa tanamkan sikap untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Investasi bukanlah layaknya lomba lari jarak pendek, tapi lebih lebih mirip lari jarak jauh atau maraton.
Kelima, tugaskan si remaja mengidentifikasi lima sampai sepuluh perusahaan yang tercatat di bursa saham yang paling menarik baginya. Lalu, minta dia melakukan penelitian kecil terhadap perusahaan-perusahaan tersebut. Pastikan si remaja mencari tahu perihal operasional perusahaan tersebut beberapa tahun ke belakang, bagaimana persaingan dengan perusahaan lain, dan berita terbaru yang berhubungan dengan perusahaan itu. Yang tak kalah penting, minta anak menjelaskan mengapa dia tertarik pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Keenam, lakukan simulasi. Minta anak memilih beberapa saham yang akan mengisi keranjang investasinya. Lalu, tulis di kertas seolah-olah dia membeli saham itu. Selanjutnya, lakukan kajian secara periodik dan diskusikan apa yang terjadi dengan saham-saham itu. Bantu dia menemukan jawabannya. Setelah beberapa bulan, ajak si remaja membandingkan imbal hasil portofolionya dengan imbal hasil indeks di bursa saham. Lalu, diskusikan apa perolehannya.
Ketujuh, ketika Anda merasa si remaja betul-betul telah siap untuk berinvestasi secara nyata, Anda bisa membukakan account atau rekening pada broker saham atas namanya sendiri.
Sebaiknya, jangan menggunakan dana Anda saat membuka rekening si anak di perusahaan sekuritas atau broker saham itu. Namun, dana itu sebaiknya berasal dari tabungan si remaja sendiri. Tapi jika dananya kurang, Anda bisa menambahkan sedikit.
Ketika saat seperti ini tiba, si remaja sebenarnya telah siap untuk belajar merasakan keuntungan. Tentu dia pun sudah siap untuk belajar merasakan volatilitas atas nilai investasinya.
Agar lebih aman dan bisa memahami tahapan risiko dan investasi dengan lebih mudah, si remaja bisa mengawali kiprahnya di jagat investasi lewat produk reksadana. Sembari itu, sedikit demi sedikit dia bisa masuk ke saham-saham secara individual.
Dari ketujuh rangkaian langkah itu, pastikan Anda menjadikan si remaja sebagai mitra untuk mendiskusikan perencanaan investasi, strategi, berbagi informasi, dan memastikan bahwa tujuan investasi bisa tercapai.
Kring...! Telepon genggam si Reza berbunyi. Jauh di sana terdengar papanya berbicara, "Za..., indeks saham hari ini turun dalam banget, gimana portofoliomu?" "Tenang saja, Pa," jawab Reza, anak SMA yang sudah melek investasi saham itu, santai.

Penulis: Tedy Fardiansyah Idris (Akademisi, Praktisi, Pengamat Investasi-Keuangan, Direktur MM Manajemen Risiko Perbanas)
Sumber: Kontan, Minggu IV Maret 2008
Copyrighted@ Monx Digital Library, otherwise stated
Use of our service is protected by our Terms of Use