![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Tweet ![]()
| ||
Article Time Stamp: 26 October 2008, 12:33:26 GMT+7 |
Anda bukan Schumacher
Karena Anda bukan Michael Schumacher, mengemudi saat hujan jauh lebih bahaya daripada berkendara di malam hari.
Tak banyak orang sadar, mengemudi saat hujan sama dengan berkendara malam hari tanpa rem. Yang membuat rain driving serupa night driving, karena kemampuan mata menjadi sangat terbatas. Apalagi kalau bukan karena terhalang air? Lalu apa yang membuat berkendara saat hujan ibarat tanpa rem sehingga lebih berbahaya daripada berkendara malam har!? Jawabannya sama: air.
Air hujan yang tergenang di jalan seberapapun t!pisnya - membentuk semacam lapisan (layer). Karena lapisan ini, ban jadi mustahil menapak ke aspal 100% seperti pada saat kering. K!ra-kira sama dengan berjalan kaki di atas lembaran plastik lepas. Bahasa ilmiahnya, aquaplanning.
Ban boleh saja berhenti saat rem diinjak, atau berubah arah saat setir dibanting. Sayangnya mobil Anda akan tetap saja cuek, karena bannya bukan menapak ke aspal - melainkan ke air. Tetap melaju saat direm dan kalau bukan tetap lurus, cenderung kehilangan arah saat stir dibelokkan. Kalau sudah begini, tak mungkin lagi Anda mengendalikan mobil sepenuhnya.
MENGHINDARI AQUAPLANNING
Yang pasti, kecepatan mesti dikurangi saat hujan. Dalam kecepatan rendah, ban bisa mendapatkan cengkeraman lebih ke aspal. Ada baiknya ban yang digunakan memiliki kedalaman celah lebih dari 2 mm. Jika kurang dari 2 mm, berarti sudah saatnya mengganti ban
SAAT HUJAN
A. Jaga jarak aman dengan kendaraan di depan, sejauh mungkin
B. Tak ada gunanya Kebu-kebutan. Toh berkecepatan tinggi saat hujan, sama saja bunuh diri. Ujung-ujungnya tak sampai juga ditujuan, kan?
C. Jangan pernah menginjak rem mendadak. Ban yang berhenti berputar justru kehilangan grip lebih cepat.
D. Jika mobil Anda dilengkapi ABS, injak rem seperlunya sampai berhenti. Namun ingat, ABS memberi nilai lebih dalam soal pengereman. Bukan keselamatan. Jika lampu indikator ABS menyala, anggap saja mobil Anda tanpa ABS.
E. Jangan sesekali memainkan stir, atau mengarahkannya mendadak. Dijamin segera kehilangan kendali.
F. Berkendara di atas permukaan kasar seperti beton, memang menawarkan grip lebih baik dari aspal. Tapi ingat, daya serap beton dan aspal sama buruknya.
G. Genangan air tampak serupa. Mau yang dalamnya hanya satu sentimeter atau satu meter, permukaannya sama saja.
H. Kebiasaan aneh orang Indonesia: menyalakan lampu hazard saat hujan lebat. Lampu ini memang membantu memberi tahu pengemudi di belakang untuk 'hati-hati dan menjaga jarak. Tap! setelah lebih dari 10 detik, kelipan lampu ini justru memecah konsentrasi berkendara. Jadi, jangan nyalakan lampu darurat saat berjalan, baik hujan atau pun tidak.
I. Jika Anda benar-benar mau membantu, silakan nyalakan lampu dekat (Low beam), kurangi kecepatan, lalu pindah jalur ke kiri setelah keadaan aman. Jangan lupa beri isyarat sebelum berpindah jalur.
J. Seandainya sesuatu terjadi, jangan panik
SEBELUM HUJAN...
A. Pastikan semua ban dalam kondisi baik, termasuk tekanan anginnya.
B. Pastikan semua lampu berfungsi dengan baik dan tidak menyilaukan orang lain.
C. Pastikan karet wiper dalam kondisi baik. Jika tidak, segera ganti.
D. Kaca adalah perantara penglihatan. Pastikan tidak kotor, berminyak, berjamur dan sebagainya. Ke salon mobil untuk membersihkan kaca bukan untuk gaya-gayaan, tapi demi safety Anda dan orang lain.
Sumber:
Arya A. Sadhana
Majalah AutoBild, Tanggal 2-5 Agustus 2003 Edisi 7 – Suplemen
Copyrighted@ Monx Digital Library, otherwise stated
Use of our service is protected by our Terms of Use