![]() ![]() ![]() ![]() ![]() Tweet ![]()
| ||
Article Time Stamp: 30 January 2006, 16:31:14 GMT+7 |
Hati-Hati pada Osteoartritis
Oleh HARRY ISBAGIO
Steoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang paling sering ditemukan dan menjadi penyebab terbanyak kecacatan dan disabilitas, terutama pada usia lanjut. Menurut WHO, 40 persen penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun akan menderita OA lutut, 80 persen di antaranya akan mengalami keterbatasan gerak.
OA dikenal pula sebagai pengapuran sendi. Kelainan utama pada OA adalah kerusakan pada tulang rawan sendi. Tulang rawan sendi adalah komponen sendi yang melapisi ujung tulang dalam persendian, berfungsi sebagai bantalan dan peredam kejut apabila dua ruas tulang yang berbenturan pada saat sendi digerakkan. Karena tulang rawan sendi tidak mempunyai persarafan jadi apabila terjadi benturan dua ruas tulang, kita tidak merasakan nyeri.
Kerusakan pada tulang rawan sendi dapat disebabkan banyak faktor. Semua berakibat pada penipisan tulang rawan sendi, yang pada stadium akhir tulang rawan sendi sedemikian tipisnya sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya lagi.
Seiring dengan penipisan tulang rawan sendi terbentuk osteofit, suatu tulang baru yang sebenarnya ditujukan untuk memperbaiki kerusakan yang muncul, tetapi gagal untuk mengatasi kerusakan tersebut, bahkan pembentukan osteofit akan menambah berat OA. Selain itu, tulang di dalam persendian akan menebal, kaku dan kurang elastik (kenyal) dalam mengantarkan beban tubuh.
Sering terjadi radang pada lapisan dalam bungkus sendi (sinovium) yang disebut sinovitis, yang pada jangka lama menyebabkan pula kerusakan bungkus sendi (kapsul). Hasil akhirnya adalah sendi yang cacat (lihat gambar).
Perlu diingat dalam hal ini bahwa pcngapuran sendi tidak mempunyai hubungan dengan zat kapur (kalsiurn), kata yang lebih tepat mungkin adalah "karatan". Demikian pula masyara perlu membedakan antara osteoartritis (pengapuran sendi) dan ostroporosis (keropos tulang) karena keduanya sangat berbeda walaupun mempunyai nama yang mirip.
Gejala klinik
OA umumnya menyerang sendi penopang tubuh seperti sendi lutut (paling sering), panggul, tulang belakang bagian lumbal (pinggang), dan servikal (tengkuk). OA dapat juga mengenai sendi jari tangan, terutama sendi interfalang distal (DIP) dan proksimal (PIP).
Perjalanan klinik OA berlangsung sangat lambat. Sebenarnya proses OA sudah dimulai pada usia sekitar 40 tahun, saat gejala klinik belum muncul, kemudian berjalan terus sampai timbul gejala klinik pada usia sekitar 50 tahun. Setelah muncul gejala klinik, penderita mulai merasa ada gangguan yang mula-mula ringan, bertambah lama bertambah berat, dan akhirnya terjadi cacat sendi dan mengakibatkan disabilitas.
Jarak antara saat muncul gejala klinik sampai terjadi cacat sangat bervariasi, tetapi umumnya berlangsung belasan tahun. Pada usia di atas 65 tahun seorang penderita OA lutut (lokasi OA yang tersering) akan mengalami kesulitan berjalan, bahkan akhirnya harus menggunakan kursi roda.
Gejala klinik dari OA meliputi nyeri sendi, kaku sendi, bengkak sendi, kelemahan, dan disabilitas. Nyeri sendi merupakan keluhan awal pasien OA, muncul setelah sendi terserang digunakan dan bertambah berat pada penggunaan yang berlebihan dan berkurang jika diistirahatkan. Apabila OA bertambah lanjut, terutama bila komponen inflamasi nyata, nyeri dapat muncul saat istirahat. Pada sendi yang terletak di dalam, misalnya sendi panggul, biasanya pasien sukar untuk menentukan lokasi. Sementara untuk sendi permukaan, misalnya jari tangan, pasien lebih dapat segera menentukan lokasi nyeri.
Sebagaimana halnya dengan penyakit rematik lainnya, nyeri dapat diperberat oleh rasa dingin atau cuaca dingin, pada keadaan yang lebih jarang nyeri dapat diperberat oleh panas. Kaku sendi dirasakan sebagai sensasi pada sendi seperti diikat dan lambat/susah bergerak. Keadaan ini biasanya tidak selalu berhubungan dengan nyeri, tetapi banyak pasien tidak dapat membedakan antara nyeri dan kaku sendi. Kaku sendi biasanya muncul pada pagi hari atau setelah periode inaktif dan hilang setelah 15-30 menit.
Pembengkakan sendi merupakan tanda yang dapat dilihat dan dikeluhkan pasien terutama dari segi kosmetik. Kelemahan dan disabilitas diartikan sebagai berkurangnya kemampuan untuk mobilisasi yang dapat diakibatkan nyeri, kaku sendi, abnormalitas sendi, deformitas, kontraktur jaringan lunak, akibat osteofit, spasme otot, dan atrofi otot. Disabilitas tergantung pada sendi yang terserang, jumlah yang terkena, lama dan beratnya penyakit, toleransi pasien untuk mengatasi gejala tersebut.
Pengobatan OA
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menghentikan proses OA, apalagi memperbaiki kerusakan tulang rawan sendi yang telah terjadi. Yang ada adalah beberapa obat yang diduga dapat memperlambat proses OA (antara lain glukosamin/kondroitin, asam hialuronat, dan diacerhein).
Saat ini pasien masih lebih bergantung pada obat simptomatik untuk mengurangi nyeri dan peradangan (analgetik dan antinflamasi nonsteroid), yang pada penggunaan jangka panjang punya efek samping perdarahan saluran cerna dan gangguan fungsi ginjal. Fisioterapi dan rehabilitasi juga merupakan modalitas untuk mengatasi nyeri, mencegah terjadinya cacat dan mengatasi disabilitas, dengan cara melalukan berbagai latihan fisik dan penggunaan berbagai alat bantu.
Apabila semua gagal, dapat diakukan pembedahan untuk nengganti sendi yang rusak.
HARRY ISBAGIO
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam.
Konsultan Reumatologi dan Geriatri
FKUI/RSCM
Copyrighted@ Monx Digital Library, otherwise stated
Use of our service is protected by our Terms of Use